Anis Byarwati Apresiasi Kinerja Pengawasan BPKP

08-02-2022 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati. Foto: Mentari/Man

 

Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati mengapresiasi kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang sangat baik dan jumlah pengawasannya sangat banyak. Namun di sisi lain, ia juga prihatin karena anggaran lembaga tersebut yang tergolong kecil. 

 

"Pada temuan-temuan BPKP juga bagus sebagai koreksi, evaluasi, masukan untuk pemerintah dan kita semua sebagai lembaga yang bertugas mengawasi bagaimana pemerintah menjalankan amanatnya," ujar Anis dalam keterangan pers yang diperoleh Parlementaria, Selasa (8/2/2022). 

 

Pandangan tersebut juga anis sampaikan saat Komisi XI DPR RI mengadakan rapat dengar pendapat dengan BPKP beberapa hari yang lalu. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyoroti paparan BPKP yang menjelaskan evaluasi atas 18 pemerintah daerah. Data yang disampaikan BPKP menunjukkan sebesar 27,79 persen belanja pemda tidak efektif dan tidak efisien. 

 

Sementara sebesar 1,86 persen efektif namun tidak efisien. Dan nilai anggaran yang dievaluasi sebesar Rp15,29 triliun. BPKP juga menyampaikan, 80,81 persen program pemda dirancang tidak tepat, tidak berorientasi hasil, tidak terukur, target tidak selaras. Kemudian untuk kegiatannya, hasil evaluasinya 83,22 persen kegiatan dirancang tidak tepat, tidak berorientasi hasil, tidak terukur, target tidak selaras. 

 

“Jika dirata-rata evaluasi tersebut sejumlah 80 persen, maka yang tepat, selaras dan terukur itu hanya 20 persen dari program dan kegiatan 18 pemda ini. Hal-hal seperti ini perlu diangkat dan menjadi catatan penting agar pemerintah bisa melakukan perbaikan terhadap kondisi-kondisi seperti ini di masa mendatang,” urai Anis. 

 

Anis berpesan agar BPKP teguh dalam komitmen yang selama ini sudah diperlihatkan. Menggarap pengawasan pada area penerapan manajemen risiko termasuk risiko fraud atau korupsi, meningkatkan pengawasan pada area-area dengan risiko tinggi dan mendorong perbaikan pengendalian internal secara berkelanjutan. 

 

Pengawasan menurutnya merupakan salah satu instrument kunci untuk meminimalisir terjadinya fraud. Adapun BPKP diketahui memiliki sistem pengelolaan keuangan untuk desa yang telah berbasis web siskeudes (Sistem Keuangan Desa) dan juga menerapkan siswaskeudes (Sistem Pengawasan Keuangan Desa) dapat terimplementasikan dengan baik ketika siskeudes ini berjalan secara online

 

"Untuk itu BPKP perlu memastikan kesiapan sistem ini terutama di daerah-daerah di luar Pulau Jawa yang masih terkendala sarana dan prasarana online. Termasuk mitigasi risiko yang sudah disiapkan, karena kita tahu di daerah-daerah yang belum siap infrastruktur untuk melakukan secara online masih sangat banyak,” pungkas Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI itu. (ah/sf) 

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...